Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia :
so.si.al
[a] (1) berkenaan dng masyarakat: perlu adanya komunikasi -- dl usaha menunjang pembangunan ini; (2) cak suka memperhatikan kepentingan umum (suka menolong, menderma, dsb): ia sangat terkenal dan -- pula
Referensi: http://kamusbahasaindonesia.org/sosial#ixzz1Z5SDUsuV
Berasumsi bahwa kita mengambil pengertian pertama, maka kemampuan sosial adalah suatu kemampuan yang berkenaan dengan masyarakat, hal ini tentu berkaitan dengan komunikasi, bersosialisasi, dan tata cara bergaul yang baik.
Di lain pihak, bersosialisasi memiliki pengertian yang sangat luas misalnya saja menyangkut tentang cara penyampaian suatu doktrin/pemahaman/ketetapan kepada masyarakat dengan teknis tertentu agar diterima dengan mudah. Namun pendapat awam menyebutkan bahwa sosialisasi adalah kemampuan sosial individu, padahal menurut KBBI sosialisasi tidak selalu milik perseorangan. Untuk itu saya merasa tidak tepat bila menggunakan kata sosialisasi untuk aspek sosial perseorangan.
Kemampuan sosial individu bergantung pada bagaimana seseorang memotivasi/mendorong dirinya sendiri untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungannya, aspek yang ditekankan dalam hal ini (adaptasi terhadap lingkungan) tentu saja tidak terlepas dari sikap inisiatif untuk melakukan komunikasi/tindakan sosial dan juga perilaku responsif terhadap orang lain. Ini diwujudkan dengan cara-cara yang nantinya akan saya jabarkan di poin berikutnya.
Manfaat Bersosialisasi
Bila kita membicarakan tentang manfaat menjadi individu yang komunikatif, dengan kata lain dapat menjaring banyak orang kedalam circle kita, kita akan kebingungan menyebutkannya. Keuntungannya sangat beragam baik komersil maupun non komersial.
Keuntungan komersil : kita memiliki nama-nama yang akan menolong kita mendapatkan profit secara berkala dan mendukung finansial kita melalui jalur bisnis (rekan bisnis yang memercayai kita)
Keuntungan non komersil : kita memiliki nama yang mungkin tidak menggemukan dompet kita, namun memenuhi kebutuhan rohani kita sebagai makhluk sosial, sebut saja teman dan sahabat hidup.
Biar saya ambil sebuah analogi, beri permisalan bahwa manusia adalah ikan sarden, dan ikan todak sebagai parameter eliminator yang memengaruhi populasi ikan sarden (penyakit, keuangan, masalah personal). Kita mempunyai peluang lebih tinggi untuk dapat bertahan di lautan bila berjalan sebagai kelompok ikan sarden besar yang solid. Karena ikan todak, seperti yang kita tahu, memiliki sifat alami untuk menyerang kelompok ikan sarden yang lebih kecil dan tidak solid, adapun ia menyerang kelompok kita, kita tetap memiliki kemungkinan untuk bertahan yang cukup tinggi.
Suatu hubungan (positif) yang dijalin dengan orang lain, baik itu berkerabat, berteman, teman dekat, hingga hubungan antar lawan jenis, akan sangat menolong/menguntukan kita baik sekarang ataupun dikemudian hari. Contohnya saja, akan ada yang merawat kita bila sakit, Akan ada orang yang mendukung kita ketika mengalami krisis moral, ada yang mendukung kita untuk hal yang kita lakukan, dan memiliki seseorang yang dapat dipercaya. Yang paling penting tentu memenuhi kebutuhan sosial kita sebagai manusia untuk berbicara satu sama lain.
Bagaimana Bersikap dan Bergaul
Skill dalam sosialisasi adalah wajib untuk dimiliki, atau setidaknya diketahui oleh semua orang. Kata “sosial”, “sosialisasi”, dan “kemampuan sosial” sebagaimana kita ketahui sejak kecil kembali menghantui kita ketika dewasa. Landasan pemikiran ini berbasis pada doktrin sekolah dasar yang berbunyi “manusia adalah makhluk sosial”, dan memang, tanpa doktrin sakti tersebut pun dewasa ini kita menyadari sendiri betapa pentingnya peranan sosialisasi itu, mulai dari hal sepele (berkenalan) hingga perkara besar yang bisa mengubah hidup.
Beberapa orang memiliki kemampuan yang baik dalam sosialisasi secara bawaan, biasanya kemahiran ini timbul berkat pengaruh lingkungan yang kompulsif sehingga individu tersebut mau tak mau terlibat dalam kegiatan bersosialisasi. Namun begitu, kemungkinan bagi orang lain untuk memiliki kemampuan sosial yang kompatibel tidaklah nol hanya karena memiliki ruang lingkup yang kurang mendukung. Semua didasari oleh niat.
Kemampuan dalam aspek sosial meliputi banyak faktor. Namun semua diawali oleh bagaimana cara bersikap dan bergaul. Tidak kurang jutaan web dan buku menyertakan tema ini (berlebihan? Tidak, ini tema yang menyangkut pola hidup manusia). Namun saya hanya akan memaparkan beberapa cara bersikap dan bergaul secara umum,
Sebelum terjun bebas ke dunia pergaulan ada baiknya seseorang melakukan pemanasan mental dengan memikirkan beberapa faktor berikut, hal ini bersifat opsional, perlu atau tidaknya tergantung individu sendiri, toh anda sendiri yang tahu apa anda akan maju dengan peruntungan atau persiapan.
1. Membangun rasa percaya diri
Ini penting, jelas sekali. Membangun rasa percaya diri artinya mengetahui seberapa jauh batasan anda. Membangun rasa percaya diri harus dilandasi dengan logika yang bisa diterima akal sehat. Dengan landasan rasa percaya diri yang positif, kita dapat menaklukan berbagai permasalahan yang ada dalam diri kita.
2. Tidak bisa atau tidak mau?
Ini adalah pertanyaan konseptual yang harus anda jawab sendiri. Anda bisa jadi, tidak bisa sekedar untuk menyapa hanya karena alasan-alasan yang anda buat sendiri, atau anda tidak mau menyapa hanya karena merasa tertekan dengan hasil yang mungkin tidak diharapkan terjadi. Cara mengatasinya begini, logikanya anda memiliki 2 kemungkinan jika anda berkenalan dengan seseorang,
1. Mendapat teman baru,
2. Tidak mendapat teman baru.
Namun bila anda memutuskan untuk tidak berkenalan dengan orang tersebut, kemungkinan yang anda miliki hanya 1, yakni tidak mendapat teman baru. Silakan anda pilih sendiri.
3. Memikirkan konsekuensi
Konsekuensi bukan hanya berarti hasil/akibat yang bersifat negatif. Konsekuensi positif adalah hal yang mesti anda perbanyak bila ingin menjalin hubungan dengan seseorang, misalnya saja jadi memiliki koneksi, memiliki seseorang yang bisa diandalkan, menambah wawasan dan mengembangkan kemampuan komunikasi. Banyak sekali konsekuensi positif dalam aspek mengeksplorasi hubungan baru.
4. Mengenal diri sendiri
Mirip dengan membangun kepercayaan diri. Namun aspek ini lebih menjurus kepada siapa anda. Mudahnya, anda harus paham tentang konsep-konsep kepribadian dan menentukan mana yang cocok dengan sikap anda sehingga langkah-langkah yang diambil dalam komunikasi bisa terlaksana dengan baik. Misalnya anda ini seorang sanguis, koleris, atau bahkan melankolis, anda jadi bisa menentukan teman seperti apa yang cocok dengan anda.
Nah, ketika semua persiapan mental telah terlaksana, tiba saatnya untuk terjun ke dunia sosial dan bertemu wajah-wajah baru yang siap anda jabat tangannya. Namun bagaimana caranya membuat mereka menjabat balik dengan tatapan tulus? Berikut adalah hal-hal yang patut dilakukan untuk mendapatkan titel teman baru,
a. Menghindari arogansi terselubung
Arogansi terselubung artinya pikiran negatif yang biasa timbul di kepala kita ketika akan melakukan sesuatu yang mungkin akan memiliki hasil negatif. Arogansi terselubung kadang timbul ketika kita akan berkenalan dengan orang baru dengan pertanyaan di kepala “bagaimana bila dia tidak menyukai saya? Bagaimana bila saya tidak terlihat cukup baik?”. Sikap seperti ini patut kita hindari karena akan menyulitkan kita ketika berkenalan, kita menjadi skeptis dan justru bertindak diluar kebiasaan.
b. Bersikap ramah
Siapapun akan segan bila kita bersikap ramah dan bersahabat. Bersikap ramah menjadi modal utama untuk bersosialisasi. Ketika kita ramah, orang akan melihat kita sebagai pribada yang menyenangkan dan dapat diandalkan (masih, tergantung individunya), ini berguna untuk menjalin hubungan yang sehat.
c. Hati-hati dalam berbicara
Tidak hanya kepada teman baru, kepada siapapun hal ini adalah mutlak untuk diperhitungkan. Bisa jadi apa yang kita bicarakan tidak berkenan di hati seseorang, kemudian akan mengubah pola perilaku seseorang terhadap kita. Hal ini buruk untuk kedepannya dalam pergaulan. Berhati-hati dalam memilih obrolan bisa dilakukan dengan membicarakan hal-hal yang umum saja, dan kita harus pandai memilih waktu dan tempat yang tepat bila ingin membicarakan sesuatu yang bersifat pribadi dengan orang lain.
d. Berempati
Berempati artinya berusaha menempatkan diri kita dalam situasi yang dialami seseorang. Kita tidak hanya tahu dan paham, melainkan juga berusaha untuk bisa mengerti apa yang dirasakan lawan biacara kita. Berempati akan sangat membantu membangun rasa percaya seseorang terhadap kita.
e. Bersikap terbuka/ menerima perbedaan
Bersikap terbuka dapat dimulai dengan berfikiran positif dan menyingkirkan pikiran stereotip dari kepala kita. Orang yang merokok belum tentu buruk, orang yang minum belum tentu pemalak, mereka yang melakukan sesuatu dengan kesehariannya belum tentu buruk walaupun kadang tidak wajar bagi kita. Bila kita dapat menanamkan pemikiran tersebut dan menerima orang lain, maka orang pun akan menerima kita dengan tangan terbuka.
f. Jangan memilih-milih
Tiap orang memiliki karakter yang berbeda, tidak ada orang yang benar-benar ideal. Bila anda hanya mau berteman dengan orang-orang yang kita anggap ideal, berbobot dan sepaham dengan ideologi anda, maka saya yakin teman anda dapat dihitung dengan jari. Sangatlah penting untuk menerima perbedaan seperti poin 5, kita harus sadar bahwa tiap karakter yang berbeda akan membawa pengalaman berbeda dalam kehidupan sosial kita, justru mungkin akan mengembangkan wawasan dan mendewasakan pola pikir kita.
KESIMPULAN
1. Kemampuan sosial sangat wajib untuk dimiliki bila ingin terjun ke masyarakat. Kemampuan sosial individu bergantung pada bagaimana seseorang memotivasi/mendorong dirinya sendiri untuk dapat beradaptasi terhadap lingkungannya.
2. Cara-cara bersikap dan bergaul yaitu dengan membangun rasa percaya diri, mengenal diri sendiri, menghindari arogansi terselubung, bersikap ramah, hati-hati dalam berbicara, berempati, bersikap terbuka/ menerima perbedaan, dan jangan memilih-milih pertemanan.